Balsem

Postingan personal, cuma buat jurnal pribadi. Nggak terlalu penting tapi tidak terlarang untuk dibaca.

Sekarang gue menambah barang yang gue bawa secara rutin setiap beraktivitas. Barang yang biasanya gue bawa ada laptop, chargeran hp, beberapa lembar kertas hvs, kadang-kadang bawa buku, sisir besar, card reader, kabel USB HP, kotak recehan, handuk kecil, cologne dan topi. Nah tas gue beberapa hari belakangan membawa satu item baru, BALSEM. Ya balsem buat nyeri otot. Gila gue udah kayak aki-aki aja nih. Penyebabnya adalah tanpa tahu kenapa, belakangan gue sering sakit pinggang. Padahal, secara gitu (style ngomong anak muda Jakarta nih), gue kan baru 22 tahun. Nampaknya gue agak terlalu kecapean. Si balsem cukup membantu meredakan sakit pinggang tersebut.

Ok, bagaimana kabar gue hari ini? Tadi pagi bangun agak kesiangan. Baru jam 5.30 bangkit dari kasur, trus sampai jam 6 nongkrong di kamar mandi (tau kan ngapain). Habis mandi shubuhan (kesiangan banget yah), cleaning up, dandan trus breakfast deh sambil nonton Spongebob Squarepants. Semuanya baru kelar jam 6.30. Nah jika baru berangkat jam segitu naik bis, gue akan terlalu telat sampe kantor. Nggak enak dong. Akhirnya dengan amat terpaksa, hari ini gue naik motor. Hal yang sekarang agak segan gue lakukan jika tidak terlalu terpaksa. Barusan akhirnya gue sampai di kantor (jam 8.45), lumayan sih masih lebih cepat 1 jam dibandingkan naik bis.

Ya udah selamat beraktivitas saja buat semua. Semoga hari ini bisa lebih baik dari kemarin.

Lunch Story

Selamat siang! Barusan habis Lunch. Menu hari ini adalah Mie Ayam Yamin. Ituloh, mie ayam biasa tapi tanpa kuah terus dikecapin. Gue makan deket kantor di abang-abang yang nongkrong di Hang Lekiu, satu blok dari kantor di Hang Jebat.

Lucu juga, padahal pas awal-awal kerja gue rajin banget bawa bekal nasi dari rumah. Tapi kesini-kesini jadi agak males. Bosan, menu bekalnya itu-itu aja. Lagian si nyokap juga agak-agak jarang sempat masak pagi-pagi.

Balik lagi ke masalah Yamin. Yamin yang ini lumayan enak. Ga tau kenapa, sejak dulu gue seneng banget sama yang manis-manis. Seneng sambel di kecapin, sambel digulain, seneng banget teh manis, sirop marjan, tempe oreg manis, mungkin karena gue orangnya manis ya :p. Yaminnya ga terlalu mahal juga. Cuma 7000 itu sudah include baso 2 butir. Tapi exclude teh botol. Kalo mau teh botol kena charge lagi 2500. Dikarenakan gue sekarang lagi nabung pengen beli Mitsubishi Lancer EX 2.0 GT (kapan kesampeannya ya, kalo nabungnya cuma 2500 sehari). Tadi nahan ga minum di sana. Barulah tenggorokan yang seret diterobos air sekembalinya di kantor.

Oke deh cuma mau mengucapkan selamat siang buat dunia. Walau tadi pagi badan gue agak sakit-sakit karena kecapean, siang ini gue cukup semangat. Jadi buat kawan-kawanku di luar sana yang merasa sedih, lemah, letih lesu, just stand up and smile widely (kayaknya tata bahasanya ga bener tuh).  Semangat!

Be Extra Ordinary

Lagi bingung mengenai arah hidup nih. Padahal ironisnya pada banyak kesempatan gue sering sok memberi nasihat pada kawan-kawan untuk mempunyai ancang-ancang arah hidup yang jelas. Gue sering memberi kawan-kawan masukan untuk punya rencana dalam setiap sisi kehidupan secara detail. Improvisasi memang perlu dan harus diakui juga, rencana hidup pasti tidak mungkin akurat 100 %. Namun, paling tidak dengan punya rencana setidaknya kita punya sandaran yang membimbing kita ketika menelusuri lorong gelap kehidupan. Kontradiksi pun kini tengah terjadi. Ternyata sekarang gue justru sedang ada di tengah kebingungan dalam mendefinisikan tujuan kehidupan gue.

Mau kemana sih gue, mau menjadi apa, lalu melakukan apa ketika gue tiba di tempat yang gue inginkan?

Secara sederhana, tujuan hidup gue dalam pernyataan yang singkat adalah “Be Extra Ordinary“. Tentunya dalam arti yang positif. Bukan Extra Ordinary Weird, Extra Ordinary Idiot, Extra Ordinary Sin, apalagi Extra Ordinary Poor. Kagak deh. Gue selalu ingin menjadi orang yang benda, unggul, unik, nyeleneh dan radikal mungkin. Tapi sering kali ketika sedang berjalan lurus dalam alur kehidupan, gue terkadang merasa terjebak dan bingung dalam mencapai tujuan-tujuan gue. Tiba-tiba gue pun berhenti dan males ngapa-ngapain.

Beberapa bulan lalu gue sempet bikin target/plan 3 tahun ke depan gue. Daftar di bawah ini adalah 10 target yang harus gue tunaikan tahun 2008 ini, berikut progresnya.

1. Expectation: Hired jadi software developer di Mitrais, Bali.
 Fact: Gue gagal di seleksi-seleksi akhir, namun setelah itu gue keterima kerja juga di salah satu software house di Jakarta Selatan, tanpa harus bermigrasi ke Kuta. Target utama gagal, pencapaian yang sekarang bisa mensubstitusi kegagalan tersebut.

2. Expectation: Punya tabungan minimal 50 juta sampai akhir 2008.
Fact: Karena Akhir 2008 masih ada 2 bulanan lagi, gue masih berusaha untuk bisa mencapai targetan tersebut.

3. Expectation: Lancar Bahasa Inggris, International TOEFL score minimal 550 (syarat beasiswa).
Fact/Progress: Nggak ada progres sama sekali untuk target gue yang satu ini. Pengen belajar otodidak, hampir ga ada waktunya. Kalo ada rejeki gue sedang merencanakan untuk kursus Bahasa Inggris di Wallstreet Institute. Kayaknya tempat kursus itu sedang naik daun banget sekarang.

4. Expectasi: Lancar Bahasa Jepang, soalnya gue pengen banget bisa nerusin master sampei doktoral degree di Negeri Sakura.
Progress: Almost no progress at all. Susah banget nyediain dedicated time buat otodidak belajar. Kayaknya harus nyari pacar anak jurusan Bahasa Jepang, biar bisa diajarain :p

5. Expectation: Menguasa Java Platform dengan segala teknologinya.
Progress/Fact: Cukup progresif sih, secara gue bergelut di bidang tersebut sehari-harinya. Cuma harus lebih intensif lagi. Gue harus mulai mendalami Java Enterprise Edition juga nih. Sampai sekarang kebanyakan masih berkutat di Java Standard Edition doang.

6. Expectation: Menguasai segala konsep dan teknologi rekayasa perangkat lunak.
Progres/Fact: mirip dengan point 5 di atas. Tapi tiba-tiba di tengah jalan pengen agak-agak banting setir jadi konsultan ERP gitu. Kayaknya duitnya lebih subur :p

7. Expectation: Beli Yamaha V-Ixion.
Progress: Masih ngumpulin duit. Mudah-mudahan pas V-Ixion 2009 keluar udah bisa kebeli secara cash

8. Expectation: Nulis novel.
Progress: Gagal maning. Mati semangat duluan. Nanti akan dicoba dibangkitkan lagi. Kayaknya spiritnya bisa bangkit lagi setelah membaca Maryamah Karpov punya Andrea Hirata.

9. Expectation: Menulis produktif.
Fact: Masih sangat jauh dari produktif. Tulisan-tulisan yang ada pun kualitasnya masih sangat kurang. Yang paling utama, gue belum bisa menghasilkan cash dari tulisan.

10. Expectation: Partisipasi di beberapa kontes.
Fact: Kemarin setelah memaksa diri pol-polan paling tidak gue berhasil mengirimkan satu proposal lomba untuk Indosat Wireless Innovation Contest 2008. Harus terus partisipasi ke kontes-kontes lainnya.

Itu mengenai 10 target utama tahun 2008 ini. Target lain yang gue anggap penting dan pengen banget bisa gue capai dekat-dekat ini adalah:
– Nerusin kuliah ke Jepang
– Beli Mobil. Dulu pengen banget beli Nissan X-Trail. Saat kemarin Mitsubishi mengeluarkan Lancer EX 2.0 GT langsung merasa jatuh hati. 300 juta bo’. So many start from dream…
– Beli rumah.
– Yang paling deket pengen beli GPS Phone

By the way kok postingan ini jadi gak nyambung sama judulnya yah?
Yo wiss lah, farewell … :p

Bete Berat

Bete berat banget nih. Dari pagi cuma selancar-selancar gak karuan di internet. Badan lemes, perut lapar, gak enak perasaan.

Semalem gue pulang larut banget. Karena harus meeting dengan seseorang, gue harus nunggu sampai jam 8 malam di Menara Mulia. Meeting pun baru selesai jam 10 kurang. Pulang jam segitu, hujan di luar plus macet panjang banget.

Setibanya di halte Menara Mulia, gue nunggu sebentar ternyata lewat bis Cileungsi – Kalideres. Lumayan seneng, artinya gue gak perlu berepot-repot transit di Cawang.

Saat naik ternyata cuma ada satu penumpang di bis. Perasaan jadi gak enak. Langsung deh gue nanya ke awak bis bakal disampein ke Cileungsi gak. Dia menjawab sampai. Tapi nanti ditransfer ke bis yang ada di belakang mereka. Oh ternyata ada dua bis Cileungsi – Kalideres yang sedang beriringan.

Setibanya di timer point sebelum masuk tol dalam kota di semanggi, gue pun di transfer ke bis belakang. Ternyata ada sekitar 8 penumpang. Tapi tetep, ada perasaan gak enak, bahwa gue ragu apakah bakal disampein ke Cileungsi atau di lempar di jalan? Bis pun berangkat, selang satu jam sampai di cibubur, benarlah perasaan gue tadi. Dia putar balik di Cibubur Junction. Alasannya sih mau pulang. Ya iyalah gue juga mau pulang, tapi ngomong dong dari tadi, sama balikin ongkos gue untuk nyambung naik angkot ke Cieluengsi. Dongkol banget sih. Pertama, si awak bis itu lepas tanggung jawab dengan tidak menghantarkan penumpang sampai ke tujuan. Kedua, hujan gerimis pula. Ketiga, malam sudah larut pula. Keempat, gue ngantuk banget.

Padahal jika para awak bus itu tahu, ketidakikhlasan gue atas perlakukan mereka akan menjadi catatan dosa. Bisa aja sih jika gue bermental mulia dan memaklumi mereka. Tapi mereka menyediakan bisnis jasa. Gue konsumennya. Gue sudah menunaikan kewajiban gue membayar ongkos sesuai tarif, tapi ternyata hak gue untuk diantar hingga tujuan tidak mereka tunaikan. Dalam kehidupan pun berlaku adil adalah hal yang diwajibkan. Sebagai mana sebagian besar orang pasti ingin diberlakukan dengan baik dan menyenangkan.

Moral of the story-nya adalah (ngulang yang tadi) perlakukanlah orang lain sebagaimana engkau ingin diperlakukan sebaliknya. Gue pun yakin betul setiap detail keburukna maupun kebaikan yang kita lakukan pada orang lain akan dicatat secara lengkap oleh Allah Swt. Tidak sekedar dicatat juga, karena kumpulan catatan tersebut akan dimintai pertanggungjawabannya.

Oh ya balik lagi ke title posting ini, gue dapet tips pengobat kebetean dari sahabat gue. “Senyum aja, pasti enakan…” She said.

Panduan Gaji Indonesia 2008

Halo, kembali lagi nih.

Mau berbagi sedikit, hasil selancar-selancar di internet kemarin. Saya mendapat Panduan Gaji Indonesia 2008 dari Kelly Services. Bisa menjadi panduan untuk fresh graduate yang sedang dalam proses mencari kerja. Bisa menjadi penyemangat untuk terus meningkatkan kualitas dan kemampuan diri bagi yang sudah bekerja. Meski pun tentunya kebahagiaan seseorang tidak sepenuhnya dapat diukur dari penghasilan yang dimiliki. Meski juga, penghasilan tetap menjadi faktor dominan untuk kebahagiaan kebanyakan orang.

Lebaran dan Check Point

Selamat hari raya idul fitri! Semoga belum terlambat mengucapkan, maklum baru online di internet lagi setelah libur lebaran. Dalam menyambut momen tersebut postingan ini pun diluncurkan. Sesuai judulnya ada 2 point yang ingin saya curahkan dalam tulisan. Tentang lebaran itu sendiri dan check point.

Pertama tentang lebaran. Seperti tahun-tahun sebelumnya saya tidak kemana-mana lebaran kali ini. Karena dilahirkan sebagai “orang kota” jadinya tidak bisa pulang kampung alias Mudik. Jadinya di rumah aja deh. Lebaran kali ini juga tidak bikin kue. Tapi si nyokapku lagi agak ngaco, heran, beli daging sampai 14 Kilo. Sampai saya jadi mabok daging, karena kebanyakan makan. Tapi untuk ngirim-ngirim ke tetangga juga sih.

Masih tentang lebaran, di hari kedua syawal, setelah bertahan melawan penyakit lebih dari sekitar 5 bulan, bibiku (adik kandung ibuku) akhirnya harus berpulang. Sebuah momen yang sangat berat sekali dan terkadang masih membuat saya sangat bersedih dalam hari-hari belakangan. Sejak lahir saya belum pernah mengalami kehilangan keluarga dekat. Saya besar dengan orang tua lengkap, dan alhamdulillah hingga kini ayah dan ibu saya masih segar dan sehat walafiat. Demikian juga kakek dan nenek dari ibu yang masih cukup segar di usia senja mereka. Namun disinilah misteriusnya ajal, justru di usia sekitar 40, bibi saya harus meninggal dunia, bahkan mendahului  orang tuanya sendiri. Yang lebih tragis, bibi meninggalkan tiga orang anak yang masih kecil-kecil. Sesuatu pun akan terasa berharga bila sudah lepas dari tangan kita. Dalam hidup ingatlah mati, karena seringkali ia datang mendadak tanpa memberi kabar.

Point kedua adalah berkaitan dengan check point. Dalam balapan check point adalah titik tertentu ketika waktu para pembalap dikalkulasi, sehingga bisa dilakukan pengurutan posisi. Pada game, check point adalah titik tertentu dimana gamer dapat kembali mengulang bila mengalami kegagalan tanpa harus mengulang jauh dari awal. Check point adalah titik khusus. Titik dimana kita bisa berevaluasi dan merenung. Dari banyak momen-momen waktu sepanjang tahun, ada beberapa waktu spesial yang layak dijadikan check point. Bagi saya titik tersebut diantaranya adalah tanggal kelahiran, tahun baru dan idul fitri. Pada momen tersebut, setelah merenung dan berevaluasi biasanya akan terlahir seusatu yang bernama resolusi. Pada kali ini pun saya telah mengeluarkan resolusi. Mencoba tidak untuk muluk-muluk, agar tidak basi di tengah jalan seperti resolusi-resolusi yang lalu. Pertama saya ingin agar dapat lebih mencintai dan menghormati diri sendiri (love and respect yourself). Kedua saya ingin mulai melakukan segala sesuatu dengan sebaik dan sesempurna mungkin (commit to execellence).

Postingan lain mungkin akan membahas detil-detil dari resolusi tadi. Selamat hari raya idul fitri, semoga kita dapat kembali menjadi fitri.