Aku dan Chevron

Judul Post yang agak kurang elegan. Setidaknya lebih baik dari pada judul untitled.

Tadi pagi nyokap sms. Ada telpon dari Uni Nel (keponakan bokap ku). Tanteku itu mengabarkan ada lowongam di Chevron dengan gaji sekitar 17 jutaan. Si nyokap dengan berapi-api menganjurkanku untuk mencoba dengan pertimbangan si uni ku tadi kemungkinan punya koneksi orang dalam.

Pikiranku pun sesaat ber-flashback ke sekitar 1 tahun lalu, persis setelah lulus kuliah. Di FE UI aku mengikuti rekruitmen Chevron tahun 2008. Siapa yang tidak tergiur, perusahaan minyak raksasa dengan jaminam karir yang sangat gemilang. Ketika hari psikotes ternyata ada ratusan dan total ribuan manusia lain se-Indonesia yang menaruh mimpi untuk membangun karir gemilang di Chevron. Hampir saru tahun kemudian, yaitu saat ini, ternyata tidak ada satu orang pun dari Chevron yang mengabarkan hasil psikotest. Ini mungkin makna halus untuk arti tidak lulus.

Kabar dari Uni ku tadi pagi kembali mengusik ingatan tadi kembali. Segera saja kubuka website experd, sebuah perusahaan rekrutmen untuk Chevron. Ternyata rekrutmen Chevron 2009 telah dibuka dan telah ditutup. Maksudnya saya sudah terlambat jika ingin mengirim aplikasi.

Tidak lama, siang hari Uni Nel pun menelpon. Menanyakan kerjaan ku saat ini, IP ku berapa, dan memintaku untuk segera mengirim aplikasi lamaran. Nampaknya ia tidak terlalu teliti melihat bahwa masa pengiriman aplikasi sudah ditutup. Aku hanya mengiakan saja. Nampaknya statement si mamah tadi pagi agak dilebih-lebihkan mengenai ketersediaan orang dalam yang memungkinkan aku mulus masuk ke Chevron. Agak tidak mungkin juga sih perusahaan multi nasional yang bisa diakal-akali.

Pada bersamaan pula aku berkhayal bisa apa saja bila punya penghasilan hingga 17 juta per bulan. Bisa beli Suzuki Satria atau Honda CS1 setiap bulan. Dalam setahun pertama bisa jadi juragan ojek. :p Imaginasi memang terlihat indah.

Satu hal yang kembali membuatku tersadar dari kabar tadi adalah mengenai pilihan karir yang harus kuambil dan kujalankan. Tidak terasa, sudah hampir 8 bulan aku bekerja. Penghasilan tidak terlalu besar, namun cukup, dan seharga dengan kontribusi yang aku berikan. Tentu saja cepat atau lambat aku arus bisa melihat peluang baru yang lebih baik. Terutama dari segi kesempatan belajar dan gaji. Mungkinkah itu di Chevron, Telkomsel, atau Shell atau di mana pun? Aku pun sesaat kembali teringat petikam singkat yang aku buat sendiri. Hal terpenting dalam bekerja adalah mengerjakan sesuatu yang kita sukai. Bila hal ini sudah terpenuhi, maka hal-hal lain seperti gaji dan kepuasan akan datang dengan sendirinya. Kedua, seberapa besar pun kita ingin mendapat penghasilan sepenuhnya ditentukan oleh diri kita sendiri. Tunjukan kualitasmu maka setiap orang pasti bersedia untuk membayar dengan harga yang sesuai.

Dari semua cerita tersebut, ada satu hal penting yang juga harus diingat. Tidak semua hal dapat dinilai dari kalkulasi materil semisal gaji. Ada banyak hal-hal yang lebih fundamental dari itu.

Posted by Wordmobi

8 respons untuk ‘Aku dan Chevron

  1. riska berkata:

    hallo mas…

    saya ada panggilan tes tahap awal chevron..iseng2 liat web, kyk apa sih tes chevron? eh nyasar disini deh… 😀

    yak tul setuju sekali ma kata2 sampeyan.. “Hal terpenting dalam bekerja adalah mengerjakan sesuatu yang kita sukai”

    tpi kadang, gada pilihan…dan mgkn hrs berkorban… 😦

    mas, gimana tes chevronnya? udh nympe berapa tahap? lolos kah?

  2. arya berkata:

    halo,.,q mw tanya tes chevron tu syaratnya apa aja.,.,
    maap sok tau.,.,hee
    q bru kuliah smester 4.,.,ancang-ancang mw daftar sana,,,heee

    • michan berkata:

      Dear arya..

      untuk syarat test chevron…
      1. Administrasi — IPK min. 2.75 (tapi saran saya, kalau bisa IPK diatas 3.00… Karena nantinya, semakin banyak applicant, maka akan semakin banyak pula rekan2 lain yang mendaftar dengan IPK diatas 3.00 dan akhirnya muncul sistem per-rangking-an)
      2. Psikotest — standar test di semua perusahaan
      3. Interview — biasanya interview tidak lebih dari sebulan, jika kamu dinyatakan lulus dari psikotest)
      4. Medical Check Up (MCU) — penting untuk mengetahui kondisi kesehatan kita.
      5. Hired new employee — kamu dinyatakan lulus menjadi pengawai baru, dimana ketika kamu dinyatakan lulus, akan menjalani masa Probation (masa uji coba) selama 3 bulan awal..

      tambahan (bagi mereka yang lulusan D3 — dan melamar ke Chevron melalui program Field Development training)…
      * Training — setelah MCU dan dinyatakan lulus segi kesehatan, maka akan dikirim untuk mengikuti Field Operation Training (Instrument, Mechanical & Production) berdasarkan dari hasil test interview, minat dan bakat. Training berlangsungkurang lebih 6 bulan.

  3. anonim berkata:

    Betul mas.
    Dulu waktu masih jadi kontraktor Chveron dengan gaji kecil.. kaget juga lihat karyawan chevron bisa bergaji 9jt/bln dengan tabungan di bank 40jt. wow… pikirku saat itu. Imajinasi saya sama dengan mas jon.. wah.. bisa bli motor tiap bulan nih.. waktu itu harga motor masih 6-7jt. Jadinya, gw napsu abis sama Chevron.

    Setahun kemudian terima offering dari perusahaan tambang internasional dengan gaji hampir 7jt.. srrrr… jantungku berdegup kencang..imajinasi jadi juragan motor (hahahha) kembali berputar di kepala. Tidak pakai ba bi bu… langsung tandatangan.

    Apakah betul duitnya bisa buat beli motor ?

    Bulan pertama… gajinya habis buat bayar utang dan uang kuliah adik.
    Bulan kedua… gila! pemakaian telp.ku sampai 400rb. Sisa gaji masih tetap terbagi2 ke beberapa kerabat.
    Bulan ketiga… nggak tahu habis kemana ??
    Bulan keempat… udah mulai mikir kawin.
    …dst….
    Praktis setelah bekerja 1 tahun 7 bulan… baru deh bisa beli motor. Itupun duit pinjaman dari mertua dan beli motor yg paling murah… maklum.. duit habis karena baru nikah..hahhaha

    Sekarang…Gaji masih tetap dibawah chevron (tapi dikit aja)…teman yg di chevron ngomporin terus bwt masuk ke sana… gw nolak halus saja.
    Pertimbangannya bukan materi… tp di t4 sekarang orang tua dekat… sewaktu2 kalau mereka butuh, anaknya bisa segera kembali walau hanya sekadar memijit kaki mereka yg semakin lemah.

    Saya sangat bersyukur kepada Allah dengan gaji yang besar untuk ukuran kebanyakan orang. Tetapi saya tidak kaya harta… rumah saja belum punya. Jika flashback ke belakang, Alhamdulillaah.. gaji2 tidak kemana2… banyakan ke kerabat dan tabungan amal akhirat.

    Betul kata mas jon… gaji bukan segalanya tetapi kenyamanan bekerja, keluarga dan kepuasan batin.. itu yg utama.

    Jadi, gak harus di chevron… kepuasan batin bisa diperoleh kapan saja dan di mana saja kita bekerja.

    • nindcrut berkata:

      mm..
      Mas2.. Maaf ni saya mau tanya..
      Gmn ya cara cari tau ttg low di chevron/ perusahaan tambang..??
      Saya seorang istri dari lulusan S1 teknik sipil yg sdh pengalaman lebih dri 15 tahun di prusahaan kontraktor..
      Kami hny ingin meningkatkan pendapatan…
      Krna mmg tdk dipungkiri,,, meski uang/gaji yg besar bkn jaminan, tapi kita hidup smakin mahal aj ni biaya ny..
      Trima kasihhh.. 🙂

Tinggalkan komentar