May Notes

Sejak kemarin siang, saya batuk-batuk hampir tanpa henti. Tersangka utamanya adalah segelas plastik es krim duren. Jelas saja semalaman tidak bisa tidur nyenyak.

 
Tanpa terasa bulan Mei pun sudah tiba di penghujungnya. Hari ini adalah deadline entry JavaFX Coding Challenge. Seperti sebelum-sebelumnya saya pun hanya bisa terpaku diam tanpa dapat memasukan entry apa pun. Ada apa dengan diri ini? Manajemen waktu yang compang camping dan kegamangan memilih prioritas sudah menjadi penyakit yang sangat kronis. Namun, namanya juga manusia yang terkadang melakukan kesalahan. Akan menjadi sebuah hal yang sangat bijak bila bisa belajar dari setiap kesalahan untuk menjadi lebih baik di masa berikutnya.

 
Berhubung Jumat ini adalah tanggal kerja terakhir di bulan Mei ini, seharusnya nanti sore, transferan gaji (yang tidak terlalu besar) sudah bisa masuk ke rekening. Jika kebanyakan orang efektif punya todo list. Orang boros seperti saya punya to buy list. :p Listing pertama adalah hardisk portable. Sejak sebulan terakhir tertarik dengan Seagete Freetogo. Ingin coba membeli yang 500GB. Lumayan untuk warehouse koleksi ebook, mp3 dan film. Sekaligus saja juga ingin mengopi data di hardisk desktop lama. Mengorganisirnya sehingga mudah data-data mudah dicari dan digunakan bila diperlukan. 

 
Tobuy list yang lain adalah ingin membeli laptop baru. Tidak terlalu tertarik dengan netbook-netbook mikro berlayar di bawah 10 inchi. Minimal 12 inchi dan ber-dvd room. Mungkin nanti mencoba mencari bekasan-bekasan yang masih berkualitas. Inginnya sih merasakan punya macbook. Jadi bisa koding aplikasi IPhone. Yah mungkin nanti. Untuk sekarang saya sudah cukup puas dengan distro-distro linux yang ada.

Satu lagi, saya amat sangat berharap tidak ada work over time lagi minggu ini. Capek. Buktinya selasa lalu saya drop tidak bisa masuk. Tepar.

 

Tips Mencapai Tujuan Apapun Dengan Mudah

Salah satu penulis buku pengembangan diri yang paling saya suka adalah Brian Tracy. Beberapa bukunya yang cukup bagus adalah “Goals How to Get Everything You Want Faster than You Ever Thought Possible”, “Change your thinking and change your life” dan “Create Your Own Future How To Master The 12 Critical Factors Of Unlimited Success”. Dari buku-buku tersebut topik intinya adalah mengenai pencapaian target.

Intisari tips mengenai teknik pencapaian target tersebut sebenarnya sangat sederhana. Kita bisa mencapai hal apa pun yang kita inginkan. Tipsnya pun sangat logis dan masuk akal. Kepenasaran saya yang muncul adalah meski tips intisari tersebut sangat logis di atas teori tahapan implementasinya tetap saja tidak terlalu mudah.

Tahapan pertama dan terpenting dalam pencapaian tujuan adalah tahu apa yang kita inginkan. Tuliskan secara spesifik, berjangka waktu dan terukur. Ingin sukses adalah contoh tujuan yang masih terlalu general dan tidak bisa diukur. Mendapat pekerjaan mengajar bla bla di sekolah internasional xxx dalam waktu 6 bulan ke depan adalah contoh target yang spesifik, berjangka waktu dan dapat diukur keberhasilan atau kegagalannya kegagalannya. Harus diperhatikan juga, targetan harus tertulis dan bukan sekedar di kepala.

Tahapan kedua adalah menyiapkan langkah strategis, bertahap dan konsisten dalam pencapaian tujuan tertulis tadi. Segala sesuatu itu ada harganya. Demikian juga dengan pencapaian tujuan. Harga dari pencapaian tujuan adalah usaha.

Usaha tersebut harus strategis karena jalan yang ditempuh harus efektif dan efisien, harus menggunakan strategi, tidak ngasal. Bertahap berarti harus sabar. Jangan hajar bleh. Terkadang banyak hal harus dilakukan step by step. Sesuatu bisa dilakukan bila prasyaratnya sudah dipenuhi. Konsisten berarti harus istiqomah. Pasti dalam tahapan mewujudkan tujuan ada hambatan dan kegagalan yang menghadang. Orang konsisten akan terus jalan dan pantang menyerah.

Tahapan ketiga evaluasi. Terkadang di tengah jalan dibutuhkan pergantian strategi atau mengambil upaya alternatif. Melakukan langkah yang sama meski sudah berkali-kali gagal jelas bukan hal yang pintar.

Tahapan keempat adalah celebrating. Selamat, anda telah sampai di tujuan anda. Kesediaan melakukan usaha, dengan konsisten namun tetap smart akan menghancurkan hambatan apa pun yang memisahkan antara kita dan apa yang kita inginkan.

Demikian tips singkatnya. Seperti yang sudah saya tulis pada bagian atas, sangat terlihat mudah di atas kertas (atau di atas monitor) :p. Namun untuk tahapan praktik saya pun belum bisa membuktikan banyak. Setidaknya semoga tulisan tidak berguna ini bisa sedikit berguna.

Prison Break Season 4 Episode 22: Sebuah ending yang memukau

Perhatian! Sebaiknya anda baru membaca post ini bila sudah menyaksikan serial tersebut.

Senin malam lalu saya menonton episode 20 dari Season 4 serial Prison Break. Semenjak episode paling pertama saya sudah sangat fanatik dengan serial ini. Kisah awalnya adalah upaya Michael Scofield seorang insinyur sipil genius yang ingin membebaskan kakaknya Lincoln Burrow, yang terancam hukuman mati untuk pembunuhan yang tidak ia lakukan. Dengan berjalannya episode demi episode, cerita mulai agak-agak melenceng ke tema yang agak di awang-awang.

Season pertama sepenuh bercerita tentang upaya pelarian dari Penjara Fox River. Season kedua Prison Break mengangkat kisah pengejaran para pelarian dari Fox River di luar penjara. Season ketiga mengangkat cerita petualangan Scofield, Burrow dan beberapa kawan-kawan di Panama. Secara tidak sengaja karena diatur oleh skenario misterius Scofield harus masuk ke Penjara Sona di Panama. Sepanjang season 3 cerita inti adalah mengenai upaya Scofield melarikan diri dari Sona. Di season 3 ini mulai diangkat wacana sebuah organisasi raksasa misterius yang disebut Company.

Season keempat menceritakan upaya Scofield dan kawan-kawan untuk meruntuhkan Company. Di sini mulai diangkat sebuah mesin rahasia milik Company yang harus dihancurkan yang bernama Scylla. Scylla inilah yang kemudian menjadi tema inti season keempat. Meski pada awalnya tidak diketahui dengan pasti apa sebenarnya Scylla, apa gunanya, ternyata Scylla adalah benda yang sangat diperebutkan. Proses perebutan Scylla ini harus mengorbankan banyak nyawa yang berjatuhan. Meski pada akhirnya Scylla justru diserahkan pada Paul Kellerman, seorang tokoh antagonis di season 1 dan season 2 serial. Dengan penyerahan Scylla tersebut Scofield dan kawan-kawan mendapat jaminan untuk penghapusan track record buruk mereka.

Meski dengan kisah yang pada akhirnya menjadi ngalor-ngidul saya benar-benar menyukai dengan kisah Prison Break ini dan berbagai tokoh di dalamnya. Tokoh favorit saya adalah Michael Scofield dan Alex Mahone. Alex Mahone sendiri pada awalnya adalah tokoh antagonis. Namun dalam perjalanan ia menjadi rekanan. Satu hal yang menjadi tanda tanya saya, pada listing episode Prison Break, season 4 dituliskan ada hingga episode 24. Namun pada episode 22 yang saya tonton terakhir, cerita sudah sampai pada akhirnya. Sebuah ending yang sangat jenius menurut saya. Diceritakan setelah Scylla diserahkan ke Kellerman, Scofield, Burrow, Tancredi, Mahone dan yang lain bisa kembali membersihkan nama mereka. Namun, di beberapa scene terakhir sebelum episode berakhir, diperlihatkan ketika Scofield bisa berkumpul bersama kekasih yang sangat ia cintai, Sara Tancredi. Ketika mereka berdua tengah berjalan bersama di pantai, tiba darah kembali keluar dari hidung Scofield. Kemudian scene pun menggambarkan kisah 4 tahun kemudian. Ketika tim yang berusaha mengejar dan merebut Scylla dapat hidup tentram kembali. Mahone yang bisa hidup tenang setelah yakin istrinya bisa hidup aman, meski mereka tidak hidup bersama lagi. Sucre yang bisa berkumpul bersama anak dan istrinya. Burrow yang juga bisa berkumpul dengan LJ dan Sofia kekasihnya. C-Note yang bisa kembali ke keluarganya. T-Bag yang harus kembali ke penjara. Donald Self yang harus lumpuh setelah diracun oleh orang-orang Christina Scofield. Serta sebuah scene yang sangat menarik dari Jenderal Krantz yang akan dihukum mati di kursi listrik. Scene kemudian beralih ke Sara Tancredi yang memanggil nama Michael. Ternyata yang datang adalah seorang anak kecil, anak Sara dengan Scofield. Episode ini berakhir ketika Sara, Scofield junior, Burrow, Mahone, Sucre berkumpul di satu tempat. Tak lama, kamera pun mengarah pada sebuah batu nisan dimana semua orang tadi memandangi nisan tersebut. Nisan yang bertuliskan nama Michael Scofield, dengan tanggal kematian 4 tahun sebelumnya. Kanker otak pun akhirnya tetap merenggut nyawa Scofield. Demikianlah sebuah ending yang sangat memukau bagi saya. Akhirnya kepenasaran selanjutnya adalah apakah masih ada 2 episode sisa. Jika ya, apa yang akan kira-kira diceritakan? Kita tunggu saja.

YMDA 2009 Finale and Nothing of me

Seperti biasa penyesalan pasti selalu datang belakangan. Penyesalan terbesar saya untuk 3 bulan terakhir adalah, why I can not manage my time with well? Manajemen waktu saya acak kadul. Semrawut, acak-acakan tidak keruan. Hasil dari kecacatan tersebut adalah tidak adanya nilai tambah yang saya peroleh dalam waktu tersebut. Tidak menambah ilmu baru (malahan yang ada mungkin adalah penyusutan), tidak adanya penambahan penghasilan, tidak ada penambahan hal-hal lain yang bermanfaat. Semuanya stagnan.

Penyesalan terbesar saya dari buruknya manajemen waktu tersebut adalah gagalnya saya menyelesaikan koding untuk Yahoo Mobile Developer Award 2009 lalu. Jika aplikasi saja tidak diselesaikan tentunya kans untuk menang menyusut menjadi 0 persen. Padahal jika saja saya bisa berkeras untuk menyelesaikan sejadi-jadinya aplikasi dengan segala keterbatasan waktu, tekanan yang sedang tinggi-tingginya di tempat kerja dan fisik yang sangat drop 2 bulan terakhir, mungkin saya akan memiliki peluang, mencapai sesuatu yang belum pernah saya gapai sebelumnya.

Hal yang menggembirakan dari kegagalan di atas adalah salah satu orang yang menjadi pemenang di YMDA 2009 tersebut adalah teman kerja saya. Dengan proses pengerjaan yang hanya sekitar 3 minggu saja, ia dengan gemilang berhasil memenangkan uang senilai USD 10,000. Sebuah nilai yang mungkin hampir tidak pernah terlintas di benak saya. Tentu saja kemenangan kawan saya tersebut sangat memotivasi saya. Jika dia saja bisa, alasan apa lagi yang membuat saya tidak bisa. Agak bosan juga terkadang, bila terus menerus mencari alasan ketika kita gagal menggapai sesuatu.

Tanpa banyak bicara, mulai detik ini saya ingin mulai menjadi orang yang bisa menyelesaikan apa pun yang harus diselesaikan. Mulai mengatur sumber daya diri dengan seefisien dan seefektif mungkin. Waktu, tenaga dan pikiran. You are what you think. There is a price for everything. Not always money, but mostly consistent effort.

Kos Koser

Setelah mempertimbangkan bahwa commute pulang pergi dari rumah di Jonggol ke kantor di Kuningan sudah menjadi hal yang tidak masuk akal, akhirnya saya memutuskan untuk kos. Sekitar minggu lalu saya menyewa kamar di Rawamangun.

Kenapa Rawamangun, pertama karena itu adalah satu-satunya daerah di Jakarta yang sudah tidak asing bagi saya, empat setengah tahun saya kuliah di Rawamangun. Kedua, harga kamar di Ramangun masih cukup terjangkau bagi pria yang masih berdompet tipis seperti saya. Agak kaget ketika saya mencoba survey harga kos di sekitar Kuningan. Sebagian besar ada di kisaran harga 1/3 hingga 1/2 gaji saya. Jika tetap saya ambil juga, artinya saya hanya bekerja untuk membayar kosan. Don’t make sense. Alasan ketiga, suasana di sana sangat menyenangkan. Dekat ke Kelapa Gading jika ingin cuci mata, banyak makanan, dan anti banjir. Alhasil dengan keputusan tersebut, saya bisa memangkas waktu di jalan. Semula 4 jam pulang pergi dengan total jarak 110 Km menjadi sekitar 50 menit pulang pergi dengan jarak 22 Km saja.

Dengan penghematan waktu dan jarak tempuh tersebut, saya berhasil mensubstitusi selisih waktu untuk kegiatan yang berguna. Saya seharusnya saya bisa menggunakan waktu untuk belajar dan menyelesaikan pekerjaan. Namun nampaknya saya lebih senang untuk memanfaatkan waktu tambahan yang saya dapat untuk menambah jam tidur. 🙂 Setidaknya sekarang saya tidak sering batuk-batuk lagi karena diserang angin malam.

Rencananya saya hanya akan kos sekitar 2 bulan di sana. Saya adalah tipikal anak rumahan yang agak kurang betah jauh dari keluarga. Sejak kos saja saya tetap pulang setidaknya seminggu 2 kali. Setelah 2 bulan nanti saya sedang menyusun rencana lain dalam hal yang berkaitan dengan pekerjaan saat ini. Kita tunggu saja.

11 Mei 2008, tepat setahun lalu. 10 Mei 2009, tepat semalam. Ada banyak sekali hal-hal yang terus membuat saya berpikir. Mencoba menjawab kebingungan yang terkadang datang bertubi-tubi.

Ada banyak keindahan dari sebuah cinta. Terkadang ada rasa sedih juga yang harus diterima. Sesulit apa pun kondisinya, aku ingin selalu membuat orang bahagia, meski untuk itu mungkin aku harus siap untuk terus bersedih.