puasa, nuzulul quran dan saya

Sebetulnya tulisan ini tidak membahas tentang nuzulul quran juga. Hari ini adalah hari ke-17 ramadhan. Semalam adalah peringatan turunnya Al-Quran. Alhamdulillah puasa saya masih berjalan baik dan tarawih pun belum bolong. Hanya saja kemarin fisik terasa lelah sekali, jadi sepulang tarawih langsung blek tidur. Tidak sempat ngaji.

Sekarang sedang ada di kampus. Tidak seperti biasa, meski hari sabtu, kampus cukup ramai. Menurut rencana saya akan menghadiri acara buka puasa di LKM. Sekalian silaturahmi dan siapa tahu ketemu miss x. Hayo siapa tuh??? Ada aja.

Dan ramadhan pun tinggal 12 hari lagi. Orang-orang yang imannya mantap pasti akan sangat merindukan jika ramadhan telah lewat. Merindukan pula untuk bisa berjumpa lagi. 10 hari terakhir pun hampir tiba. Seharusnya i’tikaf. Saya sudah agak niat. Tapi gak tau juga mudah-mudahan kesampean.

Over Tidur di Ramadhan

Hoek.. Enek gue tidur kebanyakan. Itulah manusia senang sesuatu yang kebanyakan, padahal itu tidak baik bagi mereka. Secara natural kebutuhan manusia seharusnya dipenuhi dalam kuantitas kewajaran. Jika tidur, tidurlah yang cukup. Jangan kurang dan jangan pula kebanyakan. Jika makan, makan pula dengan cukup. Bahkan Rasulallah memberikan panduannya, makanlah sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang. Demikian pula dengan aktivitas serta nilai-nilai lainnya, yang terbaik adalah saat ada dalam kondisi wajar. Tidak kebanyakan dan tidak kekurangan. Hikmahnya apa? Sehat fisik dan pemikiran dan tidak memuakan meski pada tahap awal agak sukar bisa menjadi orang yang ada dalam kuantitas kewajaran.

Seberapa banyak sih saya tidur hari ini? Berikut kronologisnya. Semalam saya baru tidur jam 12 malam. Jam 3.45 bangun sahur. Pukul 4.30 tidur lagi setelah shubuh baru bangun jam 7.30 pagi. Kemudian beberapa jam saya mengotak-ngatik Linux di komputer sambil nonton TV juga, jam 10 terasa agak ngantuk, akhirnya tidur lagi dan baru bangun jam 2.30 sore. Hampir 11 jam dalam sehari semalam saya tidur! Kalau saya seekor kucing atau anak bayi sih tidak masalah, tapi saya ini manusia 21 tahun dengan berat 53 Kilogram. Kuantitas tidur sebanyak demikian adalah over dosis. Efeknya terasa banget. Enek, lemes, badan terasa seperti di banting-banting dan  yang terutama tidak produktif.

Adakah orang yang kaya dengan tidur? Adakah orang yang pintar dengan tidur? Tidak perlu di jawab. Tidur adalah kebutuhan yang harus dipenuhi tanpa berlebihan.

Regenerasi Lembaga Kajian Mahasiswa

Regenerasi mempertahankan kelangsungan. Baik mahkluk hidup maupun organisasi memiliki kecenderungan beregenerasi. Mahkluk hidup beregenerasi untuk kontonuitas spesiesnya sementara organisasi beregenerasi untuk kelangsungan hidup organisasi itu sendiri. Regenerasi mahkluk hidup bersifat biologis. Regenerasi organisasi bersifat sosial dan psikologis. Sosialnya berasal dari interaksi antar individu dalam organisasi sementara faktor psikologisnya berasal dari nilai-nilai personal yang dimiliki masing-masing individu. Dualitas interaksi interpersonal dan intrapersonal dalam organisasi merupakan kompleksitas tersendiri dalam kaitan dengan regenerasi organisasi.

Sebelum uraian lebih lanjut, lebih baik disepakati dulu definisi dari organisasi dan regenerasi. Organisasi adalah wadah yang mengumpulkan orang-orang yang awalnya berbeda namun memiliki tujuan sama dan bersedia bekerja sama dalam mencapai tujuan tersebut. Regenerasi adalah pentransferan nilai atau karakter baik fisik maupun psikis dari satu pihak ke pihak lain yang merupakan kelanjutan. Jika berbicara organisasi maka nilai yang ditransferkan dalam proses regenerasinya adalah tujuan kolektif organisasi.

Lembaga Kajian Mahasiswa adalah bagian dari organisasi kemahasiswaan di Universitas Negeri Jakarta. Berbeda dengan ormawa lain, lingkup wilayah LKM adalah penalaran. Lingkup yang cukup  sejalan dengan nilai-nilai akademik yang diusung kehidupan kampus. Penalaran secara pribadi saya artikan dari asal kata reasoning yaitu memberikan alasan terhadap fakta-fakta yang ditemui melalui pemikiran yang mendalam. Pengejewantahan aktivitas penalaran tersebut dilakukan melalui 4 aktivitas komunikasi yaitu, menulis, membaca, berbicara dan menyimak.

Sebagai organisasi, LKM pun tidak bisa melepaskan diri dari siklus regenerasi. Momen regenerasi bagi ormawa yang paling aktual adalah saat masa penerimaan mahasiwa baru. Pada masa ini beribu mahasiswa baru yang masuk merupakan calon aset berharga bagi organisasi. Pemikiran dan tenaga segar yang akan memberikan banyak masukan dan pandangan baru. Masa ini adalah masa kaderisasi mencari kader-kader baru dan masa regenerasi mencari generasi-generasi baru. Hal ini merupakan keniscayaan yang nyata.

Jumat 8 September lalu adalah masa perekrutan yang disebut dengan Orientasi Anggota Baru LKM. Akan masuk pemikiran dan tenaga-tenaga baru seperti yang telah disebutkan. Pertanyaannya seperti apakah proses regenerasi organisasi yang ideal? Tujuan apakah yang seharusnya bisa dicapai dari proses ini?


Beberapa pertanyaan tersebut akan saya jawab dari uraian berikut. Pertama, proses keberhasilan proses regenerasi adalah saat generasi pelanjut dapat memiliki capaian yang lebih baik dari generasi sebelum. Kesalahan-kesalahan dapat di evaluasi dan pencapaian dapat lebih ditingkatkan. Stagnasi pencapaian sebaik mungkin dihindarkan dan kemunduran semaksimal mungkin jangan sampai terjadi. Jangan sampai besok sama seperti sekarang, apalagi bila besok jauh lebih buruk dari sekarang.. Harus ada pendidikan yang baik bagi anggota-anggota baru LKM dalam mencapai tujuan-tujuan tersebut. Langkah awalnya adalah dengan menyajikan materi-materi yang baik selama proses orientasi dan memacu keinginan untuk belajar lebih lanjut setelah kegiatan orientasi. Jangan jadikan proses perekrutan sekedar proses seremonial namun harus sarat dengan makna.

Kedua, dalam organisasi telah sejak lama ada wacana kuantitas versus kualitas dalam hal keanggotaan. Kualitas adalah hal yang lebih diutamakan dari kuantitas. Organisasi yang baik tidaklah memerlukan jumlah orang yang banyak untuk dapat maju. Sedikit orang dengan kualitas yang terjamin dan soliditas tinggi akan menjadi faktor pendorong yang baik dalam kemajuan organisasi. Namun pencapaian kualitas pun bukanlah hal yang mudah. Idealnya kedua nilai kuantitas dan kualitas bisa dicapai dengan berimbang. Perekrutan dengan kuantitas yang banyak diharapkan dapat menjaring calon kader-kader yang berkualitas dengan jumlah lebih banyak pula. Namun, perekrutan dengan kuantitas minim harus melawan resiko terjadi generasi yang hilang. Yang terakhir ini yang saat ini terjadi.

Ketiga, permasalah dualitas anggota sebagai individu  dan sebagai kelompok kolektif organisasi harus disikapi dengan baik. Akan ada kesulitan cukup tinggi dalam menangani permasalahan ini. Karakter manusia sebagai individu adalah sangat beragam. Dalam setiap aktivitasnya manusia cenderung memiliki motif. Manusia lebih senang melakukan hal yang memberikan keuntungan bagi dirinya dan menghindari aktivitas yang tidak memberikan keuntungan atau yang memberikan kerugian.

Setiap anggota yang bergabung ke dalam sistem cenderung memiliki motif untuk memperoleh keuntungan dari proses partisipasinya tersebut. Agak sedikit tidak masuk akal bagi seseorang individu untuk bergabung dalam suatu kelompok tanpa mengharap keuntungan apapun selain ketulusan untuk berserikat dan membantu orang lain. Kepemilikan motif ini bukanlah hal yang salah dan justru merupakan suatu kewajaran. Misalnya, keinginan untuk memiliki kemampuan retorika, pandai menulis dan jago diskusi adalah motif yang tidak buruk dalam kaitan keanggotaan LKM.

Hanya saja sebagai elemen penyeimbang menerima sebagai hak dan memberi sebagai kewajiban adalah keharusan. Kepemilikan motif personal dan upaya mewujudkannya adalah hak. Namun, peran individu sebagai bagian kelompok kolektif  menuntut kewajiban untuk dipenuhi yaitu memberi manfaat bagi organisasi dan tanggung jawab sosial pada anggota lain, baik senior maupun junior. Analogi habis santan ampas dibuang jangan sampai terlalu sering terjadi dalam organisasi. Saat masa awal, anggota menerima asupan atas motif-motif yang ia miliki saat pertama bergabung. Katakanlah, ia memperoleh pelajaran, memperoleh masukan dan kemampuan, melalui pelatihan, dan sebagainya. Namun banyak potret nyata terjadi di LKM, saat hak individu tersebut telah dipenuhi anggota tersebut malah meninggalkan organisasi tanpa menunaikan kewajibannya dulu terhadap organisasi.  Secara nyata memang tidak ada suatu suatu persuasi keras bahwa ketika sesorang telah bergabung dengan LKM ia harus menyerahkan hidup matinya pada organisasi. Namun disinilah tanggung jawab moril harus berusaha berdiri dan tetap tegak. Apa yang telah kita terima idealnya harus kita teruskan kepada generasi selanjutnya.

Resiko ketika tidak terjawabnya permasalahan dualitas anggota sebagai individu  dan sebagai kelompok kolektif organisasi ada dua. Pertama adalah terjadinya generasi hilang dalam organisasi tersebut. Mereka bergabung pada saat permulaan, memuaskan dahaga atas motif-motif mereka, lalu pergi begitu saja. Kasus lain pun cukup banyak terjadi dan cenderung dominan yaitu mereka bergabung pada saat permulaan, tidak melakukan apapun dan secara perlahan menghilang. Orang-orang sering mengatakan kejadian tersebut sebagai seleksi alam. Semakin banyak kasus semacam itu terjadi, probabilitas generasi yang hilang pun semakin tinggi.

Resiko kedua adalah punahnya organisasi. Layaknya dinosaurus yang musnah atau harimau jawa yang tidak ada lagi, organisasi pun bisa mati. Demikian pula LKM bila tuntutan regenerasinya tidak terpenuhi. Tentunya ini adalah kejadian ekstrim yang nampaknya terlalu paranoid. Tapi segala sesuatunya bisa terjadi.

Sekali lagi, di momen baru pasca perekrutan anggota baru LKM ini masalah regenerasi harus menjadi hal yang diperhatikan. Bagaimana sebaik mungkin organisasi ini dapat ditumbuhkan dengan baik, memenuhi motif anggota dan menerima kewajiban dari anggota sehingga kontinuitas terus berjalan dan organisasi bisa tetap hidup dan sehat mengemban misi dan mewujudkan tujuan. Semoga.

Bogor 7 September 2007

Time Management How To

Bicara masalah waktu, semua akan sepakat bahwa ia merupakan hal yang sangat penting. Bicara mengenai waktu pula, semua juga akan sepakat bahwa mengaturnya susah sekali. Ironisnya kesuksesan seseorang sangat tergantung dengan cara ia memanajemeni waktu yang dimiliki. Maka dari itu pula orang sukses itu jumlahnya sedikit, karena sedikit orang pula yang mau bersusah-susah.

Contohnya kemarin. Seharian saya memang tidak memiliki jadwal untuk berangkat ke kampus. Jadi saya penuh di rumah. Pagi nonton film,  saya sedang sangat senang sekali dengan Avatar. Kartun yang dibuat dengan amat mempesona. Dari siang sampai sore saya baca buku. Lepas maghrib perut merasa mual-mual gak enak. Padahal masih ada hal yang harus saya kerjakan berdasar jadwal yang sudah saya buat. Mungkin mual-mualnya gara-gara makan gorengan. Gorengan tidak direkomendasikan untuk orang yang tidak suka mual-mual. Jadilah saya sepanjang selepas maghrib menggeletek enek di kasur. Pikir-pikirtidak bisa tidur, saya mengotak-ngatik emilia (my laptop) dan tiba-tiba saja saya menginstal kembali game Grand Theft Auto yang sempat saya hapus karena kehabisan kapasitas hardisk. Niatannya, saya mengotak-ngatik game ini dan sudahan saat mual saya sudah hilang. But who know, saya mulai main jam 8. Tidak sadar sudah jam 10. Merasa masih seru terus tidak bisa berhenti dan bahkan sudah lupa dengan mual-mual saya. AKhirnya saya baru stop jam 1.30 dini hari. Luar biasa bukan, hampir 6 jam waktu diobral.

Saya pun sepakat, sesekali hiburan pun perlu. Tapi keberlebihan bukanlah sesuatu yang baik. Itu hanya sedikit contoh dari sulitnya saya untuk mengatur waktu. Yah kalau mau maju harus cari dorongan untuk lebih menahan diri dari hal-hal yang tidak penting. Who know, let’s see later.