My Gaming History

Meski bukan tipikal gamer kelas berat, video game sudah menjadi bagian tidak terpisahkan dari saya. Saya mulai bermain game sejak jaman gamewatch. Saya masih cukup ingat dulu saya punya sebuah gamewatch coboy tembak-tembakan. Kalau tidak salah ada sekitar 3 stage di game itu. Display masih berupa LCD monochrome. Tidak ketinggalan di era maraknya gamewatch tetris saya pun masih sempat memiliki satu buah.

Bergerak ke era konsol saya pertama mulai bermain sega genesis di jaman SD. Merengek ingin minta dibelikan video game, saya hanya mampu dibelikan konsol nes. Masih sangat teringat betapa girangnya saya ketika bisa bermain super mario bros 3 pinjaman. Bisa mengalahkan bos-bos di Megaman 6 juga benar-benar perjuangan yang menegangkan dan menyenangkan.

Memasuki era playstation, juga dengan rengekan saya pun berhasil memiliki sebuah konsol playstation one. Versi mini dari playstation x. Game-game favorit pada waktu itu diantaranya grand turismo series, final fantasy, suikoden, resident evil dan tentunya crash bandicot. Setelah  berkutat sekitar 3 tahun di PS one, konsol pun rusak tanpa tahu sebabnya. Saat playstation 2 diluncurkan saya pun tentunya benar-benar berhasrat untuk ikut mencicipi. Namun apa daya uang tak ada. Saya pun asyik dengan kesibukan sendiri. Kuliah akhirnya kerja pergi pagi pulang malam. Game computer amat jarang menyentuh. Saya sangat sadar diri dengan spek komputer minim harapan untuk bermain game di komputer dengan menyenangkan tidak terlalu besar. Tapi saya sempat menghabiskan waktu beberapa saat bermain grand theft auto vice city hingga berjam-jam setiap hari selama sekitar sebulan. Setelah itu tidak terlalu banyak gaming lagi. Berbeda dengan addict gamer, sampai detik ini saya benar2 hampir tidak pernah mencemplungkan diri ke game online. Belum terlalu tertarik dan menikmati.

Masuk ke era website game. Booming facebook melanda banyak orang. Sedikit terbawa-bawa orang kantor, saya sempat cukup intensif bermain mafia war. Tapi karena orang yang mudah bosan, tidak terlalu lama itu pun saya tinggalkan. Mencoba farmville sebentar tapi juga saya tinggalkan. Mungkin karena masih beta masih banyak bug yang mengganngu.

Di era mobile, semenjak berkesempatan punya hape lumayan canggih, saya pun cukup rajin download game-game java. Namun karena terlalu banyak download pada akhirnya bingung memilih yang mana untuk diinstal. Karena pada umumnya game-game java sifatnya ringan, tidak terlalu banyak yang meninggalkan kesan. Baru ketika saya menemukan beberapa emulator konsol jadul untuk symbian saya benar-benar merasa agak tercengang menikmati itu. Saat post ini dibuat untuk os symbian saya sudah mencoba emulator nes, snes, sega genesis dan yang paling berkesan gameboy advance. Sedikit terlupa, meski nokia punya platform spesifik untuk gaming, NGage, namun setelah sedikit-sedikit mencoba saya tidak berhasil menemukan game yang benar-benar bagus di NGage. Mungkin karena gamenya pun masih sedikit.

Terakhir setelah sekian lama tidak bermain game secara serius, di tengah kesuntukan pekerjaan saya terpicu untuk mencari hiburan lagi. Pada awalnya saya ingin membeli PlayStation 2 untuk menebus kerinduan memainkan konsol ini setelah di masa lalu saya tidak memiliki kemampuan untuk menebusnya. Tapi saya pun berpikir ulang. PS 2 sudah ada di ujung masa. PS3 sudah dilaunch 2 tahun, XBOX 360 sudah banyak di pasaran, Nintendo Wii menawarkan konsep gaming yang sangat unik. Lalu semua konsol itu memerlukan televisi untuk memainkannya. Setelah berpikir akhirnya saya memutuskan untuk membeli konsol portable. Pilihan pun ada 2. Playstation Portable dan Nintendo DS. Dengan beberapa pertimbangan, akhirnya saya pun menjatuhkan pilihan ke NDS. Konsol inilah yang mengakhiri kisah sejarah pengalaman gaming saya hingga saat ini. Jika sempat saya sedang menyiapkan post khusus untuk membahas konsol ini.

Satu respons untuk “My Gaming History

  1. blackenedgreen berkata:

    BB, Komputer, Motor, Portable Konsol, saya sedang bersenang-senang di halaman blog mu mas, jarang blog berbahasa Indonesia punya isi-isi yang ber “isi” seperti ini.

    Sekarang kalau masalah lain saya selalu berpendapat skeptis, tapi game hampir sama dengan rokok, saya bersedia membela habis-habisan.

    Saya tidak pernah punya handheld console, tapi hampir semua game yang saya senangi di jenis ini pernah saya mainkan lewat emulator, dan hanya di desktop atau laptop, tidak lewat mobile OS. (saya tidak pernah merasa butuh HP “canggih”, karena memang lingkungan di Indonesia tidak mendukung segala macam yang “canggih” kecuali di canggih2in)

    Ada satu game di Dual Screen yang saya mau sarankan mas lihat, karena saya sudah main-main ke blog developernya (orang-orang gila), maaf alamatnya lupa. Namanya kalau nggak salah infinite space, mereka ngakunya itu konsep baru, entah seperti apa saya tidak tahu, belum ketemu rom-nya.

Tinggalkan komentar